Waktu penyembuhan untuk ulkus kulit dan luka dapat dikurangi sebanyak sepertiga, dengan menggunakan ultrasound intensitas rendah. Hal ini menurut temuan para ilmuwan dari University of Sheffield dan University of Bristol.
Para peneliti dari University of Sheffield Department of Biomedical Science, telah menemukan bahwa ultrasound mentransmisikan getaran melalui kulit dan membangunkan sel pada luka, untuk membantu merangsang dan mempercepat proses penyembuhan. Lebih dari 200.000 pasien di Inggris menderita luka kronis setiap tahun dengan biaya lebih dari £3.1 bilion untuk NHS.
Terapi Ultrasound, yang juga mengurangi kemungkinan luka terinfeksi, sangat efektif ketika merawat penderita diabetes dan lansia.
Ada 11 juta lebih lansia, tiga juta penderita diabetes di salah satu negara. Yang semuanya cenderung menderita masalah dengan penyembuhan luka.
Seperempat penderita diabetes memderita ulkus kulit, terutama ulkus kaki, karena hilangnya sensasi dan sirkulasi di kaki.
Penulis utama studi, Dr. Mark Bass, dari University's Center for Membrane Interactions and Dynamics (CMIAD), mengatakan : " ulkus kulit luar biasa menyakitkan bagi pasien dan dalam banyak kasus hanya dapat diatasi dengan amputasi anggota badan."
"Menggunakan ultrasound dapat membangunkan sel dan merangsang proses penyembuhan normal. Oleh karena pengobatan ini hanya mempercepat proses normal, pengobatan tidak membawa risiko efek samping yang sering dikaitkan dengan terapi obat," lanjut Dr. Bass.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Investigative Dermatology tersebut, dilakulan bekerjasama dengan School of Biochemistry di Uneversity of Bristol, Wound Biology Group di Cardiff Institute of Tissue Enhineering and Repair dan perusahan ortopedi, Bioventus LLC.
Dilansir Unerversity of Sheffield, Dr. Bass menambahkan : "sekarang kami telah membuktikan efektivitas ultrasound yang kita perlukan untuk eksplorasi lebih lanjut. Kami telah menemukan bahwa sinyal ultrasound yang saat ini kami gunakan adalah efektif, namun ada kemungkinan bahwa dengan memperbaiki perawatan kita dapat meningkatkan pengaruhnya lebih lanjut." Oleh karena ultrasound relatif bebas risiko, kita dapat mengharapkan untuk melihatnya pada penggunaan klinis yang luas dalam waktu tiga atau empat tahun." ( sumber pontianak post)